Assalamu’alaikum Sobat. Bagaimana keadaan Anda
hari ini? Semoga sehat selalu. Amien. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin
berbagi tulisan mengenai suatu kisah inspiratif. Artikel ini penulis dapat dari
kegiatan Blogwalking. Mari kita simak kisahnya…
Seorang pengusaha muda yang sukses dan kaya
raya terpaksa harus menghadapi ajalnya karena kanker kulit yang parah akibat
sensitifitas tidak normal terhadap sinar matahari.
Sebelum meninggal, kepada dua anaknya yang
masih belia ia berpesan :
"Ayah akan mewariskan seluruh kekayaan dan
usaha ini pada kalian berdua. Ayah hanya memberi dua pesan utama agar kalian
sukses dan kaya raya seperti ayah tapi bisa menikmatinya lebih lama."
"Pertama jangan biarkan sinar matahari
menyinari kulitmu secara langsung terlalu lama, karena mungkin gen kanker kulit
ini menurun pada kalian."
"Kedua, dalam bisnis, jangan pernah
menagih hutang pada pelanggan."
Setelah memberi pesan tersebut sang ayah
meninggal, tanpa sempat memberi penjelasan yang lebih banyak. Kedua anak
tersebut berjanji akan memenuhi permintaan ayah mereka.
Kedua anak tersebut dibesarkan oleh ibunya.
Setelah cukup umur, sang ibu memberi keduanya usaha yang diwariksan ayah
mereka.
Sepuluh tahun kemudian, salah satu anak menjadi
anak yang sangat kaya raya, sedangkan satu lagi bangkrut menjadi sangat miskin.
Sang ibu akhirnya bertanya, kenapa salah satu
menjadi miskin sedangkan yang satu menjadi kaya. Padahal keduanya memegang
teguh nasehat ayah mereka.
Anak yang miskin berkata pada ibunya.
"Ibu, bagaimana saya tidak miskin. Ayah
berpesan agar selalu menghindari matahari. Jadi setiap pagi aku harus pergi
pakai kendaraan, sewa mobil, naik taksi, sekalipun sebenarnya jaraknya dekat
dan bisa jalan kaki. Tentu saja hidup saya menjadi boros. Lalu ayah berpesan
jangan menagih hutang kepada klien. Tentu saja bisnis saya tidak berjalan baik.
Setiap kali ada yang menunggak saya tidak bisa menagih sehingga lama kelamaan
modal saya habis. Saya jadi bangrut dan miskin!"
Lalu sang ibu menengok ke wajah anak yang kaya
raya, menunggu jawaban.
Kepada sang ibu anak yang kaya berkata;
"Wahai ibu, saya menjadi kaya raya seperti
ini karena mengikuti nasehat akhir ayah. Karena ayah meminta saya menghindar
dari matahari, maka saya selalu pergi ke kantor sebelum matahari terbit. Kalau
dekat saya bisa jalan kaki tanpa perlu takut sinar matahari karena belum
terbit. Karena saya selalu datang pagi pegawai jadi ikut disiplin tidak berani
terlambat. Sedangkan ketika pulang, saya selalu menunggu matahari terbenam,
jadi jam kerja saya selalu di atas rata-rata orang lain. Lalu ayah berpesan
jangan menagih hutang pada klien. Karena itu saya menerapkan sistem cash and
carry, sehingga arus kas perusahaan saya sangat maju."
Demikianlah akhirnya sang ibu tahu bagaimana
nasehat yang sama bisa menghasilkan penafsiran yang berbeda dan hasilnya jauh
berlawanan.
Sahabat, Milyaran Kaum Muslimin mempunyai Kitab
Suci yang sama yaitu Al-Qur’an tapi mengapa kualitas kaum Muslimin diseluruh
Dunia tidak sama ?
Tidak sedikit Kaum Muslimin memperlakukan Al-Qur’an
hanya sebagai BACAAN untuk ibadah, Tidak sedikit Kaum Muslimin yang memahami
Al-Qur’an dengan Pemahaman Masa Lalu Saja, terjebak dengan Tafsir-tafsir klasik
melupakan Tafsir Kekinian yang yang terhampar luas dalam Al-Qur’an itu sendiri.
Dan tidak sedikit pula Kaum Muslimin yang memahami Al-Qur’an berdasarkan ’
KATANYA’
Hanya sedikit Kaum Muslimin yang memperlakukan
Al-Qur’an sebagai MANUAL BOOK KEHIDUPAN yang harus terus menerus DICARI
korelasinya dengan permasalahan kehidupan yang terus berkembang dan semakin
komplek. Dan jawaban semua itu PASTI ADA DALAM AL-QUR’AN itu sendiri, tugas
kita hanya MENCARI dengan dasar Ilmu Pengetahuan yang telah kita miliki dan
BERTANYA kepada orang Yang KOMPETEN.
“Kayuh Baimbai Mambangun Banua”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar