Hello Soba. Bagaimana kabar Anda hari ini? Semoga kita selalu diberikan
kesehatan. Amien. Pada kesempatan kali ini saya akan memposting suatu cerita
yang menceritakan suatu cerita inspiratif. Tulisan ini merupakan hasil kegiatan
blogwalking saya. Baik, Anda rupanya sudah tidak sabar lagi untuk membaca
ceritanya. Mari kita baca cerita yang inspiratif ini.
Sa'id Ibnu Muhafah, Tukang
Sol sepatu yang mendapatkan pahala haji mabrur, padahal ia tidak haji,
suatu ketika Hasan Al-Basyri menunaikan ibadah haji. Ketika beliau sedang
istirahat, beliau bermimpi. Dalam mimpinya beliau melihat dua Malaikat
sedang membicarakan sesuatu.
"Rasanya orang yang menunaikan
haji tahun ini, banyak sekali" Komentar salah satu Malaikat
"Betul" Jawab yang
lainya.
"Berapa kira - kira jumlah
keseluruhan?"
"Tujuh ratus ribu"
"Pantas"
"Eh, kamu tahu nggak, dari jumlah tersebut berapa kira - kira yang mabrur",
"Eh, kamu tahu nggak, dari jumlah tersebut berapa kira - kira yang mabrur",
Selidik Malaikat yang mengetahui
jumlah orang - orang haji tahun itu
"Wah, itu sih urusan
Allah"
"Dari jumlah itu, tak satupun
yang mendapatkan haji Mabrur"
"Kenapa?"
"Macam - macam, ada yang
karena riyak, ada yang tetangganya lebih memerlukan uang tapi tidak dibantu dan
dia malah haji, ada yang hajinya sudah berkali kali, sementara
masih banyak orang yang tidak mampu, dan berbagai sebab lainnya'
"Terus?"
"Tapi Masih ada, orang yang mendapatkan Pahala haji mabrur tahun ini"
"Tapi Masih ada, orang yang mendapatkan Pahala haji mabrur tahun ini"
"Lho katannya tidak ada"
"Ya, karena orangnya tidak
naik haji"
"Kok bisa"
"Begitulah"
"Siapa orang tersebut?"
"Sa'id bin Muhafah, tukang sol
sepatu di kota Damsyiq"
Mendengar ucapan itu, Hasan
Al-Basyri langsung terbangun. Sepulang dari Makkah, ia tidak langsung ke Mesir,
Tapi langsung menuju kota Damsyiq (Siria). Sesampai disana ia
langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir
semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu
yang namanya Sa'id bin Muhafah.
"Ada, ditepi kota" Jawab
salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana Hasan
Al-Basyri menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh,
"Benarkah anda bernama Sa'id bin Muhafah?" tanya Hasan Al-Basyri
"Benarkah anda bernama Sa'id bin Muhafah?" tanya Hasan Al-Basyri
"Betul, kenapa?"
Sejenak Hasan Al-Basyri
kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya iapun
menceritakan perihal mimpinya. "Sekarang saya tanya, adakah sesuatu
yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji
mabrur, barang kali mimpi itu benar" selidik Hasan Al-Basyri sambil
mengakhiri ceritanya.
"Saya sendiri tidak tahu, yang pasti sejak puluhan tahun yang lalu saya memang sangat rindu Makkah, untuk menunaikan ibadah haji. Mulai saat itu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Dan pada tahun ini biaya itu sebenarnya telah terkumpul"
"Tapi anda tidak berangkat haji"
"Saya sendiri tidak tahu, yang pasti sejak puluhan tahun yang lalu saya memang sangat rindu Makkah, untuk menunaikan ibadah haji. Mulai saat itu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Dan pada tahun ini biaya itu sebenarnya telah terkumpul"
"Tapi anda tidak berangkat haji"
"Benar"
"Kenapa?"
"Waktu saya hendak berangkat ternyata istri saya hamil, dan saat itu dia ngidam berat"
"Terus?"
"Ngidamnya aneh, saya disuruh membelikan daging yang dia cium, saya cari sumber daging itu, ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh, disitu ada seorang janda dan enam anaknya. Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin daging yang ia masak, meskipun secuil. Ia bilang tidak boleh, hingga saya bilang bahwa dijual berapapun akan saya beli, dia tetap mengelak.
"Kenapa?"
"Waktu saya hendak berangkat ternyata istri saya hamil, dan saat itu dia ngidam berat"
"Terus?"
"Ngidamnya aneh, saya disuruh membelikan daging yang dia cium, saya cari sumber daging itu, ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh, disitu ada seorang janda dan enam anaknya. Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin daging yang ia masak, meskipun secuil. Ia bilang tidak boleh, hingga saya bilang bahwa dijual berapapun akan saya beli, dia tetap mengelak.
Akhirnya saya tanya kenapa?..
"daging ini halal intuk kami dan haram untuk tuan"
katanya
"Kenapa?" tanyaku lagi ,
"Karena daging ini adalah
bangkai keledai, bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak
memakanya tentulah kami akan mati kelaparan,"
Jawabnya sambil menahan air
mata.
Mendengar ucapan tersebut sepontan
saya menangis, lalu saya pulang, saya ceritakan kejadian itu pada istriku,
diapun menangis, akhirnya uang bekal hajiku kuberikan semuanya untuk dia"
Mendengar cerita tersebut Hasan
Al-Basyripun tak bisa menahan air mata."Kalau begitu engkau memang patut
mendapatkanya" Ucapnya.
"Orang muslim adalah saudara
bagi muslim yang lainnya, maka ia tidak boleh menganiaya dan menyerahkannya
(kepada musuh). Barangsiapa menolong kebutuhan saudaranya, maka Alloh akan
menolongnya untuk memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa melepaskan suatu kesusahan
dari seorang muslim (saudaranya), maka Alloh akan menghilangkan kesusahannya
dari bermacam-macam kesusahan di hari qiamat. Dan barangsiapa menutupi
kekurangan seorang muslim (saudaranya), maka Alloh akan menutup kekurangannya
pada hari qiyanat. "(HR Bukhori dan Muslim)
“Kayuh Baimbai Mambangun Banua”
Sumber
: http://www.rumah-yatim-indonesia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar