Hello sobat, Bagaimana keadaan Anda? Sudah lama saya tidak memposting tulisan ke blog saya. Kali ini saya akan berbagi suatu kisah inspiratif dari seseorang. Artikel ini saya peroleh dari kegiatan Blogwalking. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien…
Otak disusun
oleh 100.000.000.000 (100 miliar) neuron dan 100.000.000.000.000 (100 triliun)
sel pendukung (sel gila). Jumlah yang sangat spektakuler ini (mungkin melebihi
jumlah galaksi di alam semesta) membentuk gumpalan-gumpalan otak. Hasil
interaksinya atau sirkuitnya membentuk pikiran, pengalaman dan pribadi manusia,
walaupun tetap ada faktor-faktor nonfisik atau nonlinear. Kegiatan berpikir dan
merasa dalam diri manusia, yang kemudian membentuk kesadaran dan pribadinya,
dinisbahkan pada sel-sel saraf ini.
Dalam satu
kepala manusia ada dua otak (otak kiri dan otak kanan), dan karena itu, ada dua
pikiran (rasional dan intuitif). Otak kiri berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
rasional, analitis, bahasa, dan matematis. Sedangkan otak kanan banyak berisi
struktur yang mengatur urusan emosi, musik dan intuisi. Otak kiri dan kanan
bekerja secara berbeda. Siapa yang mengenal dan memanfaatkan kekhususan itu
akan mendapatkan keuntungan yang sangat bermakna.
10 Jenis
Kecerdasan
Dalam
Neurosains (ilmu tentang otak), ada sepuluh macam kecerdasan. Pertama, kecerdasan
verbal. Orang yang memiliki kecerdasan ini mampu mengolah kata dengan
sangat hebat. Orang-orang seperti Rowling (penulis novel Harry
Potter), Tolkiens (penulis novel Lord of The Ring) serta Dan Brown
(penulis novel The Davinci Code) termasuk di dalamnya.
Kedua, kecerdasan
musikal. Idris Sardi (pemain biola) dan Jaya Suprana (pianis), seperti
memiliki otak pada kepala dan jari sekaligus. Mereka memainkan biola dan tuts
piano seolah tanpa bepikir karena “otak” mereka telah berpindah ke
jarinya. Penyanyi serbabisa Hetty Koes Endang memiliki telinga dan otak yang
peka terhadap bunyi dan nada. Telinga mereka tajam untuk membedakan bunyi
serumit apapun.
Kamu tahu
penari Sardono Kusumo (satu-satunya professor di Indonesia lulusan SMA), pebulu
tangkis Rudi Hartono, serta pemain sepak bola Iswandi Idris? Mereka adalah
manusia yang memiliki kemampuan olah fisik yang hebat. Semua bagian tubuh
mereka yang luwes, cekatan, tapi mantap menjadi alat yang menampilkan
kegeniusan. Orang-orang seperti ini memiliki kecerdasan kinestetik yang
bagus.
Para arsitek,
perancang busana, fotografer dan pilot memiliki kemampuan mental
imaging yang bagus, mampu membuat visualisasi spasial yang terperinci
dari semua yang diamati, mengolah gambar sedetail mungkin serta mampu
mereproduksi semua yang mereka lihat. Kemampuan yang disebut kecerdasan
spasial.
Seseorang yang
memiliki keunggulan dalam menghitung, menalar, membuat rasionalisasi, dan
berpikir runtut, seperti seorang akuntan, programmer kompuer, atau peneliti
yang piawai dalam hal angka dan logika, berarti orang-orang seperti ini
memiliki kecerdasan logis-matematis yang bagus
Kecerdasan
interpersonal adalah
kemampuan membangun komunikasi antar personal, membangun kerja sama sehingga
mudah diterima dalam suatu kelompok. Orang seperti ini dapat memahami jalan
pikiran dan kemauan orang lain dengan sangat mudah. Mereka adalah diplomat,
pekerja humas, dan pengusaha.
Jika kamu
cenderung menjadi perenung, suka mencari sesuatu di dalam diri, pintar
mengolah jiwa, lebih menyukai hubungan yang intens dengan Sang Pencipta, suka
bekerja sendiri, memilih tempat yang sunyi untuk melakukan sesuatu, dan
mengolah semua hal dengan berorientasi pada diri sendiri, berarti kamu
memiliki kecerdasan interpersonal.Orang yang seperti ini antara
lain filosof (filsuf), teolog, mistikus, atau sejenisnya.
Tiga kecerdasan
lainnya yaitu kecerdasan natural, kecerdasan
eksistensial, dan kecerdasan spiritual. Apapun yang
diketemukan mengenai sepuluh macam kecerdasan ini, ketahuilah bahwa kita semua
unik. Yang Maha Esa memberikan otak yang spesial kepada setiap orang.
Otak Einstein
Albert
Einstein, bagian parental bawah pada otak kirinya berkembang sangat baik, dan
memiliki kemampuan pemetaan ruang (spasial) yang baik. Perkembangan bagian
parental bawah pada otak kiri Einstein ini 15% lebih besar dibandingkan dengan
orang lain (Einstein sengaja menyumbangkan otaknya kepada ilmuan untuk diteliti
demi kemajuan ilmu pengetahuan). Selain itu Einstein juga memiliki kecerdasan
logis-metematis dan kecerdasan musik.
Jadi…
Fakta-fakta
diatas menunjukkan bahwa otak manusia menyediakan keunggulan pada tiap-tiap
orang. Kita sering mendapati ada orang yang unggul dibidang-bidang tertentu,
padahal di lingkungannya bidang-bidang tertentu itu kurang mendapatkan
perhatian atau tidak tersedia suasana yang wajar dan mendukung. Oleh Sang
Pencipta, otak manusia telah ditata sedemikian rupa sehingga menjadi alat yang
canggih bagi manusia.
Apakah
kita bisa menjadi secerdas Einstein? Jawabannya, tidak semua orang
bisa memiliki kemampuan seperti Einstein, ini dikarenakan
dominansi otak setiap manusia berbeda. Kita hanya dituntut untuk bisa me-manage potensi-potensi
luar biasa yang ada pada diri kita masing-masing.
Setiap manusia
memiliki dominansi otak dengan tipe kecerdasan yang berbeda-beda. Tugas kita
adalah cerdas menggali potensi otak kita, tangkas melatihnya, cermat mencari
jalan pengembangannya, dan lebih dari itu, menjadikan sebagai kekuatan kita
untuk sukses. Tak ada yang menentukan kesuksesan kita selain kita sendiri—meski
sekolah sekalipun. Jika kamu merasa kurang beruntung di sekolah/perguruan
tinggi, yakinlah bahwa potensi otak kamu mungkin tidak bisa dinilai oleh sistem
penilaian di tempat itu.
Karena itu,
kita dituntut untuk mengetahui potensi yang kita miliki, dan meraih kesuksesan
dengan berkarya. Jadi, mulai dari sekarang, kenalilah isi otakmu, mulailah
berkarya, lakukan sesuatu yang baru dan bermanfaat, mulai dari sekarang, jangan
menunda untuk memulainya dihari esok, atau lusa, atau tahun depan, kata pepatah
“jangan selalu menunggu hari senin”
“Kayuh
Baimbai Mambangun Banua”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar