Hello Sobat. Bagaimana kabar Anda
hari ini? Semoga kita selalu diberikan kesehatan. Amien. Pada kesempatan kali
ini saya akan memposting suatu cerita yang menceritakan suatu cerita
inspiratif. Tulisan ini merupakan hasil kegiatan blogwalking saya. Baik, Anda
rupanya sudah tidak sabar lagi untuk membaca ceritanya. Mari kit abaca cerita
yang inspiratif ini.
Aisyah r.a berkata bahwa beliau pernah mendengar Rosulullah SAW
bersabda," Apabila harta kekayaan tidak terdapat sedekah sama sekali, maka
ia akan membinasakannya".
Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang dicintai Allah SWT, terfikirkah oleh kita bahwa segala harta kekayaan yang kita kumpulkan sedikit demi sedikit hingga kemudian membukit, demikian juga segala jabatan dan kekuasaan yang dalam genggaman kita saat ini dan esok, akan musnah dalam sekejab diluar prediksi kita, sebabnya kelihatannya sepele KARENA KITA LUPA SEDEKAH.
Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang dicintai Allah SWT, terfikirkah oleh kita bahwa segala harta kekayaan yang kita kumpulkan sedikit demi sedikit hingga kemudian membukit, demikian juga segala jabatan dan kekuasaan yang dalam genggaman kita saat ini dan esok, akan musnah dalam sekejab diluar prediksi kita, sebabnya kelihatannya sepele KARENA KITA LUPA SEDEKAH.
Dikisahkan, seorang bangsawan mempunyai seorang pembantu setia
yang telah bekerja padanya sedari kecil. Pembantu itu adalah anak yatim piatu
terlantar yang dipungut oleh ayahnya di suatu tempat. Sedangkan si bangsawan
adalah orang yang hidup berkelimpahan harta, gemar berfoya-foya, namun tidak
peduli dengan orang-orang di sekitarnya yang miskin dan menderita.
Suatu hari, si majikan memberi tugas kepada si pembantu tersebut
untuk pergi ke luar kota menagih utang. Sebelumnya, dengan nada pongah dia
berpesan, "Pembantuku, setelah Kamu berhasil menagih semua uang itu,
pergilah berkeliling kota untuk mencari dan membelikan barang yang belum aku
miliki."
Di dalam hati, si bangsawan tertawa geli. Sebab ide menugaskan si pembantu untuk mencari dan membelikan barang yang belum dipunyai, sebenarnya bertujuan untuk mempermainkan pembantunya demi menyombongkan dirinya sendiri. Hal itu dilakukan karena dia tahu bahwa di rumahnya yang indah dan dipenuhi dengan kekayaan yang berlimpah itu, tidak ada suatu barang berharga apapun yang tidak dimilikinya.
Di dalam hati, si bangsawan tertawa geli. Sebab ide menugaskan si pembantu untuk mencari dan membelikan barang yang belum dipunyai, sebenarnya bertujuan untuk mempermainkan pembantunya demi menyombongkan dirinya sendiri. Hal itu dilakukan karena dia tahu bahwa di rumahnya yang indah dan dipenuhi dengan kekayaan yang berlimpah itu, tidak ada suatu barang berharga apapun yang tidak dimilikinya.
"Biarkan saja dia pusing dan kecapekan berjalan mencarikan
barang buatku hahaha". Serunya sambil tertawa-tawa dalam hati, membayangkan
pembantunya akan frustasi.
Beberapa hari kemudian, saat pembantunya pulang, si bangsawan
menyambutnya dengan antusias. Ia ingin tahu barang apa yang berhasil di beli
oleh pembantunya. Tetapi alangkah, kaget dan marah ketika tahu bahwa uang yang
berhasil ditagih, dihabiskan si pembantu dengan memberikan barang-barang kepada
orang-orang miskin di sana. Tanpa mau mendengar alasannya, si pembantu dihukum
cambuk. Kemudian ia juga dipotong gajinya, dan sejak saat itu, si bangsawan
memperlakukan pembantu tersebut dengan kasar dan penuh makian.
Tiba suatu ketika, terjadi bencana alam yang luar biasa di sana.
Seluruh harta si bangsawan musnah dan dia pun jatuh bangkrut. Karena musibah
yang memporak-porandakan desa itu, kemudian si bangsawan memutuskan untuk pergi
ke kota lain guna mencari kehidupan baru. Sementara, sang pembantu yang sering
dicacinya, tetap setia mengikutinya.
Berhari-hari kemudian, setibanya mereka di sebuah kota, penduduk
di sana menyambut mereka dengan baik dan ramah. Bahkan, banyak di antara mereka
memberi makan dan tumpangan. Mendapat perlakuan yang sangat ramah tersebut, si
bangsawan keheranan. Ia tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu.
Lantas, ia pun bertanya kepada si pembantu.
Pembantu itu pun kemudian memberi penjelasan, "Tuanku, saya
pernah kemari beberapa waktu lalu. Tuan pasti ingat, sewaktu memberi tugas
kepada saya untuk memberikan barang yang belum Tuan miliki dari semua uang
hasil tagihan. Uang itu telah saya belikan cinta kepada orang-orang yang
membutuhkan bantuan saat itu. Sekarang, giliran merekalah yang menolong kita
saat ini. Waktu itu Tuan telah punya semua barang, hanya satu barang yang Tuan
belum miliki, yaitu cinta. Maka, waktu itu saya membelikanya untuk Tuan. Dan
cinta itulah yang saat ini memberi kehidupan baru kepada kita. Semoga Tuan
memahami dan tidak marah lagi atas tindakan saya waktu itu."
Dengan mata berkaca-kaca, si bangsawan kemudian memeluk pembantu
setianya itu. Ia pun berucap, "Sekarang aku baru sadar, aku adalah seorang
kaya yang miskin... Miskin cinta, miskin perhatian pada orang lain. Terima
kasih Sahabat... Maafkan aku. Aku telah memperlakukanmu dengan semena-mena.
Padahal Engkau telah membelikan cinta yang tidak aku miliki. Sekarang, justru
cinta itulah yang menolong kita untuk memulai kehidupan baru."
Sahabat, Kita hidup di dunia ini tidak sendiri, namun saling
bergantung satu sama lain. Kita sangat membutuhkan orang lain agar hidup kita
tidak menjadi kaku dan monoton. Disadari atau tidak, manusia secara alami
memiliki keterkaitan satu sama lain. Karena itu, apa yang kita lakukan pada
orang lain dan apa yang kita perbuat saat ini, bisa memberi dampak yang
terkadang tidak kita sangka di masa mendang.
Karena itu, apapun yang kita lakukan saat ini, harus kita pikirkan bagaimana pengaruhnya bagi orang lain. Jika kita menebar kebaikan, niscaya kita pun akan mendapatkan balasan kebaikan itu. Memang, kadang tidak secara langsung. Kadang, balasan itu hadir saat kita sedang benar-benar membutuhkan.
Karena itu, apapun yang kita lakukan saat ini, harus kita pikirkan bagaimana pengaruhnya bagi orang lain. Jika kita menebar kebaikan, niscaya kita pun akan mendapatkan balasan kebaikan itu. Memang, kadang tidak secara langsung. Kadang, balasan itu hadir saat kita sedang benar-benar membutuhkan.
“Kayuh Baimbai Mambangun Banua”
Sumber : http://www.rumah-yatim-indonesia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar