Hello Sobat. Bagaimana kabar Anda hari ini? Semoga kita selalu diberikan
kesehatan. Amien. Pada kesempatan kali ini saya akan memposting suatu cerita
yang menceritakan suatu cerita inspiratif. Tulisan ini merupakan hasil kegiatan
blogwalking saya. Baik, Anda rupanya sudah tidak sabar lagi untuk membaca
ceritanya. Mari kita baca cerita yang inspiratif ini.
Pernahkah kita sesekali
memperhatikan bagaimana pola makan dan menu makan para Yatim dan Dhu'afa di
sekitar kita atau di Panti-Panti atau Pesantren yang menampung para Yatim dan
Dhu'afa ? atau sesekali menanyakan isi kantongnya ?
Mengapa anak-anak itu begitu
cerianya dengan hidup yang serba terbatas itu? Asal hari itu ketemu sesuap dua
suap nasi dengan lauk apa adanya mereka sudah sangat bersyukur dan bergembira.
Tapi sebagian orang yang memiliki
kekayaan yang melimpah malah selalu gelisah karena Selalu memikirkan
kekayaannya itu, bagaimana mengamankannya, bagaimana mengembangkannya,
bagaimana nanti mewariskannya dan segudang pemikiran terkuras untuk
kekayaan-kekayaannya itu.
Padahal Allah SWT menunggu Pinjaman
dan Investasi kita dengan janji yang pasti akan mengembalikannya dengan kembalian
yang berlipat-lipat.
"Siapakah yang mau memberi
pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan
Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan
lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki)
dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.". (QS. Al-Baqarah: 245)
Dikisahkan, ada seorang tukang
sepatu. Meskipun kehidupannya sangat sederhana, tetapi dia tampak hidup santai
dan bahagia. Ia mempunyai hobi menyanyi. Mulai dari pagi saat mandi, siang hari
waktu bekerja, maupun malam hari, tak henti-hentinya dia menyanyi dengan riang
dan gembira. Sementara, di sebelah rumahnya, tinggal seorang tuan tanah yang
kaya raya. Meskipun dia memiliki banyak harta, tetapi hidupnya tidak bahagia,
dia selalu merasa ketakutan orang mencuri hartanya. Karena ketakutannya itu,
ketika malam tiba, dia sering tidak tertidur lelap.
Tiap pagi, dia mendengar suara
menyanyi si tukang sepatu. Dia pun menjadi iri dan sedikit jengkel.
"mengapa tukang sepatu bisa sebahagia itu, sedangkan aku mau tidur pun
sulit. Alangkah baiknya kalau tidur bisa seperti makanan dan minuman, bisa di
beli dengan uang, maka aku akan membayar berapapun untuk dapat tidur dengan
nyenyak."
Pada suatu hari, tuan tanah
mengundang si tujang sepatu ke rumahnya, " sobat, sebagai tukang sepatu,
berapa pendapatanmu dalam sebulan?"
Tukang sepatu tersenyum menjawab,
" sebulan? Pendapatanku setiap hari saja tidak menentu, kadang ada kadang
tidak. Setiap hari asal bisa makan sesuap nasi, aku sudah senang dan
bersyukur."
Penasaran si tuan tanah lanjut
bertanya, "kalau begitu, bagaimana kamu bisa sebahagia itu?"
"asalkan setiap hari aku bisa
makan, aku sudah puas. Aku tidak banyak berpikir, maka aku tidak perlu merasa
susah," jawab tukang sepatu.
Mendengar penuturan apa adanya dari
tukang sepatu, si tuan tanah merasa tersentuh. Ia merasa mendapat pencerahan.
Karena itu, ia pun menghadiahi si tukang sepatu dengan uang emas. "aku
merasa mendapat sesuatu dengan apa yang menjadi pandangan hidupmu. Sebagai
wujud rasa terima kasihku, ini aku hadiahi satu tael emas, simpanlah baik-baik,
mungkin kelak engkau memerlukannya." Kata tuan tanah seraya memberikan
tael emas kepada si tukang sepatu.
Seumur hidup, belum pernah si
tukang sepatu melihat uang sebanyak itu. Bahkan meskipun bekerja keras sampai
mati pun, ia takkan bisa menabung uang sebanyak itu. Maka dia pun sangat
berterima kasih, dan dengan gembira pulang ke rumahnya,
Sampai di rumah, ia menyimpan uang itu di tempat yang teraman menurut dirinya. Sejak saat itu, keceriaanya mendadak lenyap. Dia tidak pernah menyanyi lagi, selalu merasa ketakutan bila orang akan mencuri uangnya. Dia juga selalu mencurigai orang yang mendekatinya dan berpikir, jangan-janagn orang itu mau mengambil hartanya. Maka dia pun tidak lagi bisa tidur dengan nyenyak.
Setelah beberapa lama, tekanan batinnya mulai menjadi-jadi. Keceriaanya yang dulu, hilang sama sekali. Akhirnya, karena tidak tahan lagi, dia berlari ke rumah si tuan tanah. "sobat, tolong kembalikan nyanyian dan kebahagiaanku. Ambillah kembali uangmu."
Sampai di rumah, ia menyimpan uang itu di tempat yang teraman menurut dirinya. Sejak saat itu, keceriaanya mendadak lenyap. Dia tidak pernah menyanyi lagi, selalu merasa ketakutan bila orang akan mencuri uangnya. Dia juga selalu mencurigai orang yang mendekatinya dan berpikir, jangan-janagn orang itu mau mengambil hartanya. Maka dia pun tidak lagi bisa tidur dengan nyenyak.
Setelah beberapa lama, tekanan batinnya mulai menjadi-jadi. Keceriaanya yang dulu, hilang sama sekali. Akhirnya, karena tidak tahan lagi, dia berlari ke rumah si tuan tanah. "sobat, tolong kembalikan nyanyian dan kebahagiaanku. Ambillah kembali uangmu."
Setelah mengembalikan uang tael
emas itu, si tukang sepatu pun bisa terlepas dari semua beban. Maka, ia pun
bisa menyanyi lagi dengan riang gembira dan tidur lelap di malam hari.
Dalam salah satu hadis Qudsi, Allah
SWT berfirman, "Wahai manusia! Kekayaan-Ku tidak akan pernah habis
selamanya. Semakin banyak engkau berinfaq, sebanyak itu pula aku akan memberi
rizki padamu. Seberapa pula tingkat kekirinmu sekadar itu pula Aku menahan
rizkimu".
“Kayuh Baimbai Mambangun Banua”
Sumber
: http://www.rumah-yatim-indonesia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar