Bahan-bahan :
-
Kulit
kakao
-
Daun
kakao
-
Ranting
-
Rumput-rumputan
-
Jerami
-
Serasah
-
Kotoran
kandang
Peralatan :
-
Sabit/parang
-
Drum/bak
untuk tempat air
-
Ember
untuk menyimpan activator
-
Kayu
sebagai pengaduk
-
Gembor
untuk penyemprot
-
Sekop
-
Cangkul
Dosis :
Dosisnya adalah 1 kg promi untuk setiap ton bahan
Proses
Pembuatan :
-
Masukkan
air ke dalam bak/drum. Volume air yang diperlukan kurang lebih 200 liter untuk
setiap 1 m3 (meter kubik) bahan
-
Masukkan
larutan mikroba ke dalam ember sesuai dosis yang diperlukan dan aduk hingga
tercampur
-
Siapkan
lubang/parit di kebun kakao. Ukuran parit 40x40x40 cm atau disesuaikan pada
kondisi setempat
-
Masukkan
sampah berupa ranting dan daun kakao lapis demi lapis ke dalam parit yang telah
disiapkan diantara tanaman kakao
-
Siramkan
larutan mikroba pada setiap lapisnya
-
Padatkan
setiap lapis sampah tersebut dengan cara di injak-injak
-
Setelah
penuh dan padat, tutup lubang dengan tanah kemudian injak-injak sampai padat
-
Setelah
diinkubasi selama 21-30 hari, amati tumpukan sampah berupa ranting dan daun
kakao tersebut. Proses penomposan berjalan baik apabila terjadi penurunan
tinggi tumpukan sampah, jika dipegang terasa panas, tidak berbau menyengat,
tidak kering, dan sampah sudah melunak.
Ciri-ciri
kompos matang :
-
Berwarna
coklat kehitaman
-
Lunak
dan mudah dihancurkan
-
Suhu
tumpukan sudah mendekati suhu awal
-
Tidak
berbau menyengat
-
Volume
sampah menyusut kurang lebih setengahnya
-
“Kayuh
Baimbai Mambangun Banua”
Sumber : Brosur
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar