Rabu, 10 April 2013

Tidak Ada Orang Kaya yang Mampu Membeli Masa Lalu

Hello Sobat. Bagaimana kabar Anda hari ini? Semoga kita selalu diberikan kesehatan. Amien. Pada kesempatan kali ini saya akan memposting suatu cerita yang menceritakan suatu cerita inspiratif. Tulisan ini merupakan hasil kegiatan blogwalking saya. Baik, Anda rupanya sudah tidak sabar lagi untuk membaca ceritanya. Mari kita baca cerita yang inspiratif ini.
" Demi Waktu, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran " ( Q.S.Al-Ashr ).
Dikisahkan, dibawah sebuah pohon yang rindang, tampak sekelompok  anak-anak sedang menyimak pelajaran yang diberikan oleh seorang guru, uniknya, diantara anak - anak itu terlihat seorang kakek duduk bersama mereka, ikut menyimak pelajaran yang diberikan oleh sang guru, kejadian aneh itu ternyata menarik perhatian pemuda yang kebetulan melewati tempat tersebut. Sesuai pelajaran, pemuda yang penasaran tadi menghampiri sang kakek, bertanyalah dia kepada si kakek: "kek, apakah kakek seorang guru?
"bukan........, jawab si kakek
"kalau bukan guru, mengapa kakek ikut duduk bersama anak-anak tadi?" si pemuda tambah penasaran
"apa salahnya duduk dengan anak - anak itu? Ketahuilah aku tadi sedang belajar dengan anak - anak itu,"
Lho" pelajaran tadi kan untuk anak-anak....., bukan untuk orang tua seperti kakek. Memangnya berapa umur kakek? Kok tidak malu belajar bersama dengan anak-anak itu?"
"umur ku tahun ini tepat sepuluh tahun..." jawaba si kakek itu sambil tersnyum.
" ah..., kakek bercanda kalau menurut perkiraan k,paling umur kakek sudah 70-an tahun......." Si pemuda menebak sambil tetap penasaran.
Hahhahhahahh, tebakan mu benar anak muda. Bila dihitung dari saat aku lahir hingga saati ini, umurku memang 70 tahun. Tetapi 60 tahun yang telah ku lewati janganlah dihitung. Yang benar-benar dapat dihitung adalah kehidupanku yang sepuluh tahun terakhir ini," jawab si kakek penuh misteri.
Si pemuda pun makin dibuat bingung oleh penjelasan kakek tua tadi." Mengapa masa 60 tahun itu tidak dihitung? Apa artinya ?
Sambil menghela napas panjang si kakek menjawab," sejak kecil sampai usia 20 tahun, seharusnya itulah waktu terbaik untuk belajar. Tapi aku gunakan waktu itu hanya untuk bermain dan bersantai-santai.sebab  semua keinginan dan kebutuhan  disediakan berlimpah -limpah oleh orangtuaku. Lalu 20 tahun berikutnya waktu yang seharusnya berjuang dan meniti karir,. Maka aku gunakan untuk berfoya-foya dan menghabiskan harta orang tuaku. Dan 20 tahun ketiga, waktu yang seharusnya untuk mengumpulkan tabungan masa pensiunku, malah ku gunakan untuk bertamasya tak karuan tujuanya. Semua harta yang tersisa kuhambur hamburakan karena aku hanya mengejar kesenangan sesaat. Coba pikir, bukanlah 60 tahun yang telah kul lewati itu sia sia belaka?'
"bagaimana dengan sepuluh tahun terakhir?
Dengan mata berkaca-kaca si kakek berkata, "sepuluh tahun terakhir ini aku baru sadar, bahwa 60 tahun  hidupku telah kulalui tanpa makan, tanpa tujuan, dan tanpa cita-cita... aku sudah bangkrut, jatuh miskin, sebatang kara, tidak punya teman yang bisa membantu, dan hanya hidup dari belas kasihan orang lain. Tetapi sejak kesadaran itu muncul, aku merasa seperti baru lahir kembali dan memutuskan untuk belajar hidup dari awal lagi," setelah berhenti sejenak si kakek meneruskan kata katanya " anak muda... jangan meniru  seperti apa yang telah aku jalani. Karena, waktu adalah modal utama yang dimiliki setiap manusia. Pergunakanlah dengan sebaik-baiknya untuk belajar, berusah, dan berkarir. Gunakan waktumu untuk tujuan yang mulia, maka kelak di hari tuamu kau akan merasa bahagia. Kaerena kehidupanmu bukan hanya berguna bagi diri mu sendiri, tetapi juga harus berarti bagi orang lain.'
Kisah tadi sungguh menggambarkan sebuah perlajanan hidup yang sangat sia-sia dan tidak berguna. Ini merupakan pelajaran berharga bukan saja untuk anak - anak dan orang muda, tapi juga untuk kita semua. Jangan sampai kita menyia - nyiakan waktu selagi kita memilikinya. Apalagi saat kita masih berkemampuan penuh meraih segala sesuatu yang kita inginkan, yang terbaik buat hidup kita. Waktu adalah modal utama dan kekayan yang paling berharga yang dimiliki setiap orang. Maka tak salah jika ada ungkapan, times is money. Atau ungkapan yang lebih bernilai adalah, TIME IS LIFE. WAKTU ADALAH  NYAWA dan apa yang didapat dalah hidup itu ditentukan oleh sang waktu. Semua orang memiliki waktu yang sama 24 jam dalam sehari  semalam, meskipun demikian, apa yang didapat maupun dihasilkan oleh setiap individu tidaklah sama. Orang - orang tertentu bisa mendapatkan penghasilan puluhan hingga ratusan juta dan berbagai Amal Sholeh yang sangat prestatif, sementara orang - orang  lainya  hanya mendapat kan puluhan hingga ratusan ribu belaka dengan Amal Sholeh yang biasa saja. Dalam jangka waktu yang sama, sejumlah orang dapat melakukan berbagai kegiatan strategis, tetapi orang - orang lainya justru membunuh waktu dan melakukan hal tidak bermanfaat.
Orang -orang yang memiliki kebiasan hidup efektif biasanya mampu mendapatkan manfaat dan nilai tertinggi dari waktu yang dimilikinya. Merekalah orang - orang yang sukses alias the winner. Sebaliknya orang -orang yang kebiasaan hidupnya tidak efektif, pasti hanya mendapatkan sedikit manfaat dari waktu yang dimikikinya. Mereklah orang - orang yang gagal alias the loser.
Jangan pernah menunda beramal Sholeh, karena kebanyakan manusia menyesal ketika batas waktu kehidupan telah berakhir.
"Ya Rabbi, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. "(Al-Mukminun: 100).
Akhir Bulan, jika ada yang tersisa ditangan kita, sebaiknya kita tidak menunda untuk mengabadikannya dengan Sedekah.
Kayuh Baimbai Mambangun Banua
Sumber : http://www.rumah-yatim-indonesia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar